𝗢𝗽𝗮𝗸 𝗥𝘂𝗷𝗮𝗸, 𝗖𝗮𝗺𝗶𝗹𝗮𝗻 𝗞𝗵𝗮𝘀 𝗞𝗲𝗹𝘂𝗿𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗠𝗲𝗻𝘁𝗲𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗞𝗶𝗮𝗻 𝗣𝗼𝗽𝘂𝗹𝗲𝗿

 


Lingkar Studi Pers, Bogor– Di tengah keberagaman camilan khas Indonesia, Kelurahan Menteng di Kota Bogor memiliki sebuah camilan unik yang semakin digemari, yaitu Opak Rujak. Dengan rasa yang gurih, pedas, manis, dan asin, camilan ini menjadi pilihan favorit masyarakat sebagai oleh-oleh khas.


"Awalnya saya membuat Opak Rujak di tahun 2019, saat pandemi melanda. Saat itu banyak orang kesulitan berjualan, jadi saya mencoba membuat Opak Rujak untuk dimakan sendiri," ujar Indah, pemilik usaha Opak Rujak.


Indah mengaku bahwa usahanya mulai berkembang ketika ia mengunggah foto Opak Rujak ke status media sosial. "Awalnya iseng, tapi ada yang penasaran dan akhirnya membeli. Dari situ, saya mulai menjualnya," tambahnya.


Kini, Opak Rujak telah memiliki banyak reseller di berbagai wilayah seperti Jakarta, Cisarua, dan Bandung. "Banyak pelanggan membeli Opak Rujak untuk dinikmati bersama keluarga. Mereka juga menjadikannya oleh-oleh khas dari Kelurahan Menteng, Kota Bogor," jelas Indah.


Indah merasa bahwa Opak Rujak memiliki keunggulan tersendiri karena belum ada pesaing di Bogor yang menjual camilan serupa. "Kami selalu memberikan pelayanan terbaik. Jika ada keluhan, saya dan suami langsung menangani. Alhamdulillah, pelanggan merasa puas," katanya.


Keunikan rasa Opak Rujak menjadi daya tarik tersendiri. "Semua orang pasti sudah tahu rasa rujak, tapi ketika bumbu rujak dikombinasikan dengan opak, rasanya menjadi sangat unik dan sulit ditemukan di tempat lain," ungkap Sigit, salah satu pelanggan.


Sigit pertama kali mengetahui Opak Rujak melalui rekomendasi dari masyarakat. "Awalnya penasaran karena banyak orang membicarakan makanan ini. Setelah mencoba, saya membawanya pulang untuk keluarga. Ternyata mereka suka dan meminta saya membelinya lagi jika ke sini," ujarnya.


Menurut Sigit, Opak Rujak layak dicoba oleh masyarakat dari berbagai kota. "Camilan khas Kelurahan Menteng ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh untuk keluarga di rumah," tutupnya.


Penulis: Bulan Yuliandani Ruh Thaeban / Universitas Pakuan (kontributor)

Editor: Siti Marsinah

Posting Komentar

0 Komentar