Lingkar Studi Pers, Bogor – Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi dan media sosial. Namun, di balik keunggulan tersebut, tak sedikit yang lupa akan pentingnya sejarah dan budaya lokal. Di tengah pro dan kontra ini, muncul sosok seperti Isa Akbarulhuda seorang pemuda kelahiran Bogor, 25 Maret 1999 yang membuktikan bahwa menjadi generasi modern bukan berarti melupakan akar budaya.
Isa Akbarulhuda yang termasuk kedalam gen Z yang gemar melestarikan sejarah dan menjaga cagar budaya terutama kebudayaan Bogor dan sunda. Karena kesukaannya ia bergabung dalam beberapa komunitas sejarah seperti Tangtu Institute, Bogor historical walk, dan Bogor historia, selain itu ia bekerja di museum batik Indonesia.
Isa Akbarulhuda menjelaskan mengenai 3 komunitas yang ia ikuti. Setiap komunitas menawarkan pendekatan unik sesuai dengan visi mereka. Seperti Bogor Historia memiliki kegiatan riset literatur sejarah, Bogor Historical walk itu tour yang menyajikan beberapa paket di dalam tournya contoh paket tema Pakuan Padjajaran, paket tema tarumanegara dan tematik. Serta ada Tangtu institute biasanya kegiatannya berupa seminar kesejarahan yaitu seminar bedah karya yang sudah beberapa kali dilakukan oleh Isa Akbarulhuda.
Berbagai komunitas di Bogor dan sekitarnya memiliki fokus berbeda dalam melestarikan sejarah dan budaya lokal, seperti Bogor Historical Walk, Bogor Historia, dan Tangtu Institute. Setiap komunitas menawarkan pendekatan unik sesuai dengan visi mereka. Seperti Bogor Historia memiliki kegiatan riset sejarah, Bogor Historical walk itu tour, dan Tangtu institute biasanya kegiatannya berupa seminar kesejarahan.
"Bogor Historical Walk adalah komunitas yang bergerak di bidang kebudayaan Bogor, fokus utamanya pada era kolonial dan wilayah Pakuan. Kami sering mengadakan walking tour bertema, seperti sejarah makanan legendaris, kopi, atau tokoh-tokoh penting dalam sejarah Bogor. Sementara itu, komunitas lainnya seperti Tangtu Institute lebih spesifik membahas budaya Sunda. Tangtu Institute berfokus pada pelestarian budaya Sunda, mencakup tradisi, rumah adat, hingga kepercayaan dan praktik keagamaan masyarakat Sunda pada masa lalu," jelas Isa.
Pelestarian sejarah, adat, dan budaya daerah tidak hanya menjadi tanggung jawab generasi sebelumnya, tetapi juga menjadi tugas penting bagi generasi muda, termasuk Generasi Z. Hal yang paling utama adalah memahami tujuan kita belajar sejarah, tetapi kita harus memiliki keinginan untuk benar-benar mengetahui, seperti memahami how dan why-nya.
Setelah itu, barulah kita melangkah ke tahap berikutnya, yaitu memahami, melestarikan, dan mengedukasi. Jika kita sudah memiliki pemahaman yang kritis dan mendalam, maka keinginan untuk melestarikan akan muncul dengan sendirinya. Pelestarian ini bisa dilakukan sesuai kemampuan kita, dengan cara yang paling relevan dan sesuai dengan konteks masing-masing.
Ia juga menekankan pentingnya peran aktif generasi muda dalam kegiatan budaya di komunitas setempat. Dengan semangat yang dimiliki Generasi Z dan kemudahan akses teknologi, pelestarian sejarah dan budaya lokal dapat menjadi gerakan yang kuat dan berkelanjutan.
Sebagai generasi yang hidup di era modern dengan teknologi yang serba canggih, Generasi Z memiliki peran besar dalam melestarikan sejarah dan menjaga cagar budaya.
"Harapannya sangat besar, karena Gen Z adalah salah satu generasi yang nantinya akan mendominasi demografi. Artinya, nasib bangsa ini ada di tangan mereka. Bayangkan, dari ratusan ribu Gen Z yang akan dewasa dan menjadi penerus bangsa, mereka diharapkan dapat mengenali budaya dan sejarah kita. Namun, yang lebih penting adalah menyuarakan kelanjutan sejarah dan budaya daerah kita sendiri. Jika sudah memahami sejarah, saya berharap jangan hanya disimpan sendiri. Salah satu kekurangan kita sebagai bangsa adalah cenderung menyimpan ilmu untuk diri sendiri, atau sebaliknya, membagikannya secara berlebihan. Jadi, temukan keseimbangan dalam berbagi pengetahuan, agar sejarah dan budaya kita terus terjaga dan berkembang," tambah isa.
Dengan semangat yang dimiliki oleh Generasi Z, pelestarian sejarah dan budaya diharapkan dapat terus berjalan, bahkan semakin berkembang, sehingga menjadi kebanggaan bagi generasi mendatang.
Penulis: Levinda
0 Komentar