Sumber foto: Bayu Anugrah
Lingkar Studi Pers, Bogor – Bayu Anugrah pemuda yang harus kehilangan sosok ayahnya ketika masih berusia empat tahun. Hidup dengan berbagai keterbatasan, ia harus menyaksikan perjuangan ibunya yang bekerja sebagai pembantu ibu rumah tangga. Namun, ia sadar bahwa kehidupan dapat ia ubah. Keterbatasan bukan lagi halangan bagi ia untuk memulai perubahan untuk hidupnya dan orang sekitarnya. Karena kegigihannya ia berhasil membangun komunitas Galafund, yang berfokus kepada orang-orang yang memiliki nasib yang sama dengannya.
Di balik senyum hangat Bayu Anugrah, sosok pemuda berusia 22 tahun yang memiliki sifat penyayang dan perhatian terhadap anak yatim dan juga kaum dhuafa, terdapat kisah perjalanan hidup yang tidak mudah dan sangat menginspirasi. Berangkat dari sosok pemuda yang lahir dari kalangan anak yatim dan kaum dhuafa, kini berubah menjadi sosok yang dapat memberi dan membantu orang-orang yang memiliki nasib serupa dengan masa kecilnya dahulu. Pemuda asal Bogor yang kini duduk di semester lima Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus seorang Founder dan Cheife Executive Officer (CEO) dari komunitas Galafund adalah bukti perjuangan di mana mimpi besar, dedikasi dan percaya bahwa dengan selalu berbagi adalahh salah satu pengaruh besar dari perubahan hidupnya.
Terlahir sebagai kaum dhuafa, Bayu Anugrah, pemuda yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah lagi ketika sudah berusia empat tahun kerena penyakit kronis yang diderita dari tahun 1995 mengaharuskan bayu di tinggalkan wafat oleh ayah yang selalu dia rindukan. Sejak saat itu Bayu, pemuda kelahiran 14 February 2002 harus tinggal bersama ibunya, sosok wanita hebat dan tangguh yang berjuang sebagai pembantu ibu rumah tangga untuk membiayai kehidupan keluarganya.
Namun, karena memiliki tekad dan keyakinan yang tinggi akan perubahan dalam hidupnya, keterbatasan bukan lagi halangan bagi Bayu untuk mengejar terus mimpinya. Karena ia yakin bahwa usaha yang maksimal akan membuahkan hasil yang baik.
“Dari kecil hingga saat ini, saya belajar jika ingin mendapatkan sesuatu itu harus effort dulu, dan cita-cita saya yaitu mempunyai foto kelurga dengan background wisuda” ujar Bayu yang percaya bahwa Pendidikan adalah jalur tercepat untuk mengubah nasib dirinya dengan keluarganya.
Sejak masih TK, ia menargetkan dirinya untuk ikut lomba minimal empat kali dalam sebulan. Lomba-lomba tersebut membantu Bayu menjadi pribadi yang lebih mandiri. Selain dari pengalaman yang ia dapat ketika lomba, hadiah yang ia dapatkan pun ia gunakan untuk keperluan sekolah, seperti membeli buku, seragam dan kebutuhan sekolah lainnya.
“Saya berjanji kepada mama saya kalau saya mau sekolah yang tinggi, tapi syaratnya mama gak boleh mengeluarkan uang seribu rupiah pun,” ucap Bayu.
Hasil dari ambisinya membawa Bayu untuk mencoba hal-hal yang belum pernah dia coba. Diiringi rasa tidak percaya diri, ia mendaftarkan dirinya untuk mengikuti volunteer ke Negeri Gajah Putih, Thailand. Berangkat sebagai salah satu relawan kesehatan termuda yang memberikan edukasi kesehatan terkait kebiasaan sehari-hari hingga edukasi hal-hal yang harus mereka ketahui di usia mereka, membuat ia merasa minder karena Bayu satu-satunya siswa SMA yang dikelilingi oleh orang-orang hebat yang lebih berpengalaman, berpendidikan S2, kepala desa dan juga dokter. Namun, berkat kepercayaan dan dukungan dari orang-orang sekitar yang diberikan kepada Bayu, hal tersebut membantu Bayu untuk mengubah cara pandangnya terhadap dunia.
Setelah kepulangan dari Thailand rasa percaya diri Bayu semakin meningkat dan memutuskan untuk membuat komunitas berbagi yang berfokus pada anak yatim, kaum dhuafa, anak jalanan, dan tahfiz qur’an. Pada awalnya hanya sekedar berbagi nasi di jalanan, ia akhirnya mencoba untuk memperluas kegitan tersebut dan berbuahla komunitas Galafund yang di dirikan pada tahun 2019. Komunitas dari sebuah ketidaksengajaan yang diseriuskan menjadi fokus utama Bayu hingga saat ini. Komunitas Galafund ini dibuat dengan latar belakang dirinya sendiri.
“Jadi dulu, saya bisa merasakan banyak banget kenikmatan itu salah satunya jalur ketika saya mengikuti acara-acara anak yatim seperti ini,” ujarnya.
Awalnya ia kesulitan untuk meyakinkan orang-orang di sekitarnya, ia merasa tidak punya kapasitas untuk itu, namun ia percaya bahwa waktu yang akan menjawabnya. Seiringin berjalannya waktu, lewat komunitas Galafund dan konsistensi Bayu dengan komunitas ini, akhirnya ia dapat mengumpulkan dan meyakinin orang-orang yang mempunyai niat dan tujuan yang sama dengan Bayu di Galafund. Ia membuat Galafund menjadi lebih baik, asik dengan kegiatan-kegiatannya. Jadi, bukan hanya sekedar berbagi, ia dan kawan-kawannya juga memberikan pengalaman yang luar biasa kepada anak-anak yatim seperti, menonton film bersama, dongeng bersama, buka puasa bersama, bahkan nginep bersama dengan tujuan agar mereka dapat menikmati dan merasakan bagaimana rasanya tidur di kasur hotel.
Hal tersebut tidak terlepas dari sebuah tantangan yang harus dilewati oleh Galafund. Kurangnya sumber daya manusia mengharuskan Bayu membuka voluntiring untuk setiap kegiatannya. Walau pun sudah ada 10 anggota tetap di Galafund, ia merasa masih butuh lebih banyak lagi orang-orang untuk menjadi bagian dari Galafund. Tetapi karena komunitas tersebut adalah komunitas non-profit menjadikan ia dan teman-temannya sulit untuk mencari orang yang benar-benar ingin menjadi bagian dari Galafund tanpa imbalan apapun selain dari pahala. Selain dari itu, komunikasi dengan para donator menjadi satu tantangan bagi Bayu dan kawan-kawannya. Karena para donasi yang diterima olehnya benar-benar online, sehingga yang menjadi tantangannya adalah ketakutan akan ketidakpuasan para donator dengan kegiatan yang dilakukan.
Namun usaha tidak pernah menghianati hasil, Bayu dan tim galafund berhasil melaksakan kegiatan-kegiatan besar seperti, Yatim Time, Qurban Time, Muharam Time, Talking Time, bahkan beasiswa beasiswa bagi anak yatim yang ini bersekolah. Selain itu, ia juga aktif dikegiatan-kegiatan sosial lainnya, seperti The Yatim Village dan PPA LC Yogyakarta.
Selain menjadikan Galafund fokus utama, Bayu tidak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai mahasiswa dalam menuntut ilmu. Diterima di delapan kampus ternama termasuk Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, UIN Jakarta dan lainnya. Ia memutuskan untuk masuk ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta karena berbagai pertimbangan. Berkat semangatnya dalam Pendidikan Bayu diberikan kesempatan untuk mengambil semester pendek yaitu selama enam semester dan diberi kesempatan untuk KKN Internasional.
Karena sudahh terbiasa mengikuti banyak lomba, ketika di kampus pun bayu tidak ingin hanya menjadi mahasiswa biasa-biasa saja. Ia aktif dalam kegiatan kampus dan terpilih sebagai juara 1 duta kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Menurutnya menjadi pemenang duta kampus ini memberikan ia banyak kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang hebat, salah satunya ia diberi kesempatan untuk mengajukan inisiasi untuk membuat mesin penghitung sampah yang nantinya akan menghasilkan kupon kopi bagi mahasiswa yang yang memasukan sampah ke tempat mesin penghitung tersebut. selain itu ia juga berkesempatan untuk berbicara dengan direktur Grandmedia.
“karena jika saya tidak menjadi pemenang duta kampus tersebut, belum tentu saya dapat kesempatan untuk berbicara dengan orang sehebat beliau, namun ternyata Allah mengijinkan saya untuk mendapatkan kesempatan tersebut,” ucapnya penuh rasa syukur.
Perjuangan Bayu tidak cukup sampai situ saja, karena hobi ia adalah berjualan dan keinginan besar untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Bayu memutuskan untuk memberikan hadiah untuk ayahnya berupa tempat peristirahatan yang indah dan bersih. Selain untuk ayahnya, ia juga dapat mengajak ibunya ke kota Mekkah, Madinah juga Thaif pada tahun 2023, bertepatan dengan ulang tahun Bayu. Hadiah tersebut dia berikan dari hasil uang jualan dan tabungan yang telah ia kumpulkan.
”Saya kira saya akan kehilangan mama di tahun 2022 karena penyakit strokenya, namun di tahun 2023 allah kasih saya kesempatan untuk umroh bareng beliau, dan itu pengalaman paling berharga dalam hidup saya,” ucapnya terharu.
Bagi Bayu pengalaman hidupnya bukan hanya sekedar deretan cerita, tetapi sebagai dorongan untuk melangkah lebih maju. Dari setiap usaha yang ia lakukan dan kesempatan-kesempatan yang ia dapatkan, ia terus membangun jalan menuju masa depan yang lebih baik. Cita-citanya sebagai seorang legislator yang mampu membawa perubahan besar bagi masyarakat. Bayu tidak lagi menunggu masa depan untuk memulai, tetapi dengan segala aktivitasnya hari ini, ia telah menanam benih-benih perubahan.
Perjalanan Bayu Anugerah adalah pengingat bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan tantangan yang harus dihadapi. Dari seorang anak yang tumbuh dalam kemiskinan, ia kini menjadi simbol harapan, di mana setiap langkah kecil menuju kebaikan bisa menciptakan perubahan besar.
Penulis: Siti Balqis
0 Komentar