𝗕𝗘𝗠 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗗𝗷𝘂𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗚𝗲𝗹𝗮𝗿 𝗣𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗗𝗿𝗮𝗺𝗮 𝗠𝗼𝗻𝗼𝗹𝗼𝗴 𝗕𝗮𝘀𝗮 𝗦𝘂𝗻𝗱𝗮 "𝗦𝘂𝗹𝗮𝘆𝗮" 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗻𝗴𝘂𝗻𝗴𝗸𝗮𝗽 𝗕𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗠𝗮𝗸𝗻𝗮



Lingkar Studi Pers, Bogor — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Djuanda (UNIDA) bersama Kementrian Dalam Kampus menggelar pementasan monolog basa sunda yang berjudul “Sulaya”, Selasa (15/10/2024) di Gedung C Universitas Djuanda.


Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai organisasi mahasiswa (Ormawa), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Djuanda, serta beberapa peserta dari luar kampus.


Pementasan dibuka oleh Mc kemudian di lanjut dengan sambutan dari ketua pelaksana Mochamad Alwi Safarudin menjelaskan alasan dibalik tema yang dipilih merupakan hal yang sangat dekat dengan kehidupan anak muda. 


“Seperti yang bisa kita lihat bagaimana percintaan bisa mendorong kita hingga merelakan apa yang paling berharga dari diri kita ada pesan moral yang ingin kita sampaikan untuk teman teman yang nonton," ujarnya


“Sulaya” ini diangkat dari naskah monolog bahasa sunda karya Ayi G. Sasmita yang menceritakan bagaimana seorang perempuan merelakan mahkotanya hanya demi cinta. pemeran dari sulaya ini yaitu Anna Nur Aulia. Menurut Anna bagian paling berkesan dari karakter ini ketika sang laki-laki dalam karakter tersebut meninggalkan perempuannya. 


"Jadi, ketika perempuan itu meninggalkan keluarganya dengan harapan pasangannya akan menanggung kehidupannya, namun ternyata ia justru ditinggalkan oleh laki-laki tersebut, itulah yang membuatku benar-benar merasakan penderitaannya itu sih yang membuat aku turut merasakannya,” ungkapnya


Anna juga berbagi mengenai apa saja tantangan yang harus ia hadapi dalam memerankan “Sulaya” ini terutama terkait bahasa sunda halus yang mulai jarang digunakan.


“tantangan terbesarnya adalah bahasa, aku memang dari lingkungan sunda tapi bahasa sunda halus seperti ini sudah jarang di dengar di zaman sekarang, untuk proses penggalian karakter aku latihan hampir setiap hari, seperti olah tubuh, olah vokal, olah gestur, aku juga setiap pagi melakukan meditasi untuk ketenangan jiwa yang ingin aku dapatkan dari peran tersebut,” tambahnya


Selain pementasan drama monolog, acara ini juga menampilkan pembacaan puisi oleh Ruben Bentiyan, yang membawakan karya dari buku berjudul "Barista Tanpa Nama".


Reporter : Fatimah

Editor : Resi

Posting Komentar

0 Komentar