𝗟𝗶𝗻𝗴𝗸𝗮𝗿 𝗦𝘁𝘂𝗱𝗶 𝗣𝗲𝗿𝘀, 𝗕𝗼𝗴𝗼𝗿 (𝟭𝟬/𝟰)- Gerakan "Bogor Menggugat Istana" menggelar aksi demonstrasi di sekitar Istana Bogor, pada Jumat (8/4). Gerakan yang terdiri atas organisasi mahasiswa ini, menuntut 6 poin tuntutan kepada Jokowi Dodo (Jokowi).
Tuntutan tersebut yaitu kenaikan harga minyak goreng, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan pajak, menolak Undang-Undang Ibu Kota Negara (UU IKN) yang berpotensi berdampak pada kerusakan ekologi dan konflik agraria, mencopot jabatan menteri perdagangan, serta menuntut Jokowi agar membuat pernyataan resmi menolak perpanjangan masa jabatan.
Ruben Bentiyan, selaku Menteri Luar Kampus Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Djuanda (BEM KM UNIDA) yang sekaligus menjadi juru bicara pada aksi tersebut menyebut, tuntutan disampaikan disertai maklumat dalam waktu 3x24 jam.
"Jika maklumat tersebut tidak dihiraukan, maka gerakan 'Bogor Menggugat Istana' akan kembali dilaksanakan dengan massa yang lebih besar yang pastinya akan menggetarkan gerbang istana," ucap Ruben.
Pembacaan tuntutan disaksikan oleh perwakilan dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP), yang menemui massa aksi di sekitar Istana Bogor.
Mille Antonio, salah satu massa aksi dari UNIDA mengatakan, dirinya merasa kurang puas terhadap tuntutan yang disampaikan.
"Kurang puas, soalnya dari pihak istana yang tidak memberi tanggapan apa pun, tetapi hanya mengambil kotak tuntutan aja," ujarnya.
Aksi yang berakhir pada pukul 17.44 WIB, dikawal oleh aparat keamanan seperti Polri, TNI, Dinas Hubungan (Dishub), dan Satpol PP. (Marezka)
0 Komentar