BOGOR - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda menggelar serial talk show pada Kamis (15/3) kemarin dengan tema "Memilih Pemimpin Bangsa" yang dipandu oleh Rama Irawan, Redaktur Pelaksana (Redpel) harian Metropolitan. Acara yang ditempatkan di Gedung C ini diperuntukan untuk para pemilih pemula dan khususnya untuk mahasiswa-mahasiswi FISIP agar dapat menjadi pemilih cerdas yang baik dan bertanggung jawab pada pilkada nanti.
Narasumber talkshow adalah penyelenggara pilkada, yakni Mustaqim S.Ikom., M.Ikom dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Irfan Firmansyah dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan Drs. Ahmad Sofyan, MM dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Tidak hanya itu, Drs. Beddy Iriawan Maksudi, M.Si, Dosen FISIP sekaligus Akademisi Politik turut andil menjadi pembicara dalam kegiatan ini.
Seperti yang sudah disampaikan oleh KPU, pilkada yang akan dilaksanakan serentak pada 27 Juni 2018 ini diikuti oleh 171 daerah yang meliputi 17 Provinsi, 39 Kota, dan 115 Kabupaten. Di Jawa Barat sendiri ada 16 pilkada Kabupaten/Kota dan Pilgub Jabar.
Di Jawa Barat ada 4 paslon cagub-cawagub. Di Kabupaten Bogor ada 5 paslon cabup-cawabup, 3 dari gabungan partai politik dan 2 melalui jalur independen.
"Untuk bisa maju mencalonkan diri dalam pilkada, paslon dari partai politik harus memiliki 20% kursi di DPRD, sedangkan untuk jalur independen harus memiliki dukungan sebanyak 215.731 suara," tutur Mustaqim.
Sementara itu, Ahmad Sofyan mengungkapkan bahwa di Kabupaten Bogor tercatat ada 4,2 juta masyarakat yang memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK), namun hanya 3,2 juta yang sesuai dengan syarat memilih menggunakan KTP.
Menindaklanjuti adanya laporan kecurangan ketika pilkada, Irfan Firmansyah dari Panwaslu menuturkan untuk pengawasan pemilu membutuhkan partisipasi dari masyarakat.
Masyarakat bisa melaporkan kecurangan dengan memenuhi syarat-syarat menurut UU. Untuk pelapor harus merupakan WNI yang memiliki hak pilih, merupakan peserta pemilihan dan pemantau pemilu. Sedangkan untuk melapor ke pengawas harus mencantumkan identitas pelapor dan terlapor serta menjelaskan uraian kejadian, memiliki saksi dan bukti kecurangan.
“Apabila takut menyampaikan laporan kecurangan secara formal, sampaikanlah dan dokumentasikan informasi awal kepada pengawas pemilu terdekat, dan jajaran pengawas yang akan menindaklanjuti," jelasnya.
Di akhir acara, Beddy Iriawan memberikan tips yang dibutuhkan mahasiswa sebagai pemilih pemula agar menjadi pemilih cerdas, yaitu mencari informasi dan pencapaian paslon, visi misi berhubungan dengan kepentingan mahasiswa dan waspadai serangan fajar.
M. Yusuf G. G. Seran selaku ketua pelaksana acara mengatakan bahwa ini adalah bentuk kontribusi FISIP UNIDA untuk bangsa dan negara, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian acara Milad Universitas Djuanda.
"Acara berseri ini akan dilanjutkan pada bulan Oktober nanti yang berupa seminar nasional dalam rangka memberikan kontribusi melalui kajian khusus mengenai pilkada langsung serentak, yang akan mengundang ketua DPRD, Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU)," pungkasnya. (fathya/sasthi)
0 Komentar